Kamis, 17 Januari 2013

tugas ilmu sosial dasar 5


   1. . Jelaskan perbedaan masyarakat desa dengan masyarakat perkotaan!
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.

  2.   Jelaskan hakikat keragaman dan kesetaraan manusia
Keragaman adalah perbedaan yang indah, sehingga dalam keragaman kita harus berpikir keindahan yang sangat unik. Karena jika kita tidak melihat suatu perbedaan kita tidak akan melihat suatu keindahan karena tidak ada perbandingan. Sayang banyak individu melihat perbedaan atau keragaman yang berada disekitar mereka adalah sesuatu yang salah. Seharusnya mereka dapat berpikir bagaimana kita dapat menilai sesuatu jika kita tidak dapat membandingkan sesuatu.
Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang.

   3.  Jelaskan kemajemukan dalam dinamika sosial budaya (horizontal/ vertical)!
  Secara vertikal masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan:
  • Penghasilan/ekonomi
  • Pendidikan
  • Pemukiman
  • Pekerjaan
  • Kedudukan sosial politik

            Secara horizontal masyarakat majemuk dikelompokkan:
  • Etnik dan ras atau asal-usul keturunan
  • Bahasa daerah
  • Adat istiadat atau perilaku
  • Agama
  • Pakaian, makanan dan budaya material lainnya
   4   Problematika keragaman dan kesetaraan serta solusinya dalam kehidupan!

Dewasa ini, kebudayaan nasional Indonesia masih dalam masa pertumbuhan karena kebudayaan Indonesia masih terdiri atas segala bentuk dan jenis kebudayaan daerah yang dikembangkan kearah perpaduan dan kesatuan kebudayaan untuk seluruh bangsa Indonesia. Sebagai bahan untuk membangun kebudayaan nasional Indonesia, perlu segala inti sari serta puncak-puncak kebudayaan daerah yang terdapat diseluruh Indonesia yang dipergunakan sebagai modal isi yang dikemudian dikembangkan, diperkaya dengan unsur-unsur baru yang kita perlukan dan kita butuhkan, untuk kehidupan dan pembangunan dewasa ini yang sejalan dengan tujuan pembangunan nasional. Pembangunan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah senata, misalnya pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan lain sebagainya, juga tidak hanya mengejar kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat, rasa keadilan dan sebagainya, akan tetapi dalam pembangunan juga dibutuhkan adanya keselarasan, keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara keduanya. Pembangunan yang diupayakan oleh bangsa Indonesia harus merata diseluruh tanah air, bukan hanya untuk suatu golongan, akan tetapi pembangunan harus untuk seluruh masyrakat agar benar dapat dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat kehidupan yang berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Usaha memajukan kebudayaan diharapkan bahwa segala bentuk kebudayaan haruslah bertujuan memajukan peradaban, kebudayaan, dan persatuan Indonesia dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya budaya bangsa sendiri sehingga dapat mempertinggi derajat dan martabat bangsa Indonesia. 

Menyelamatkan dan memelihara warisan budaya, baik yang asli maupun pengaruh asing yang telah menjadi milik bangsa Indonesia. Bila dikaji, keadaannya beraneka ragam tetapi merupakan satu kesatuan. Unsur-unsur kebudayaan asing yang merugikan dan merusak misalnya paham-paham yang tidak sesuai dengan Pancasila (liberalismo, komunisme, fasisme, serta individualisme), penggunaan obat-obat terlarang karena pada umumnya dapat merusak syaraf manusia, free sex karena bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.

  5.    Berikan contoh 1 kasus konflik horizontal di Indonesia serta penyebab dari konflik tersebut
Rangkaian Konflik Horizontal di Lampung Selatan
Konflik horizontal di Lampung Selatan berulang dan kian meningkat eskalasinya.

Wajah-wajah mengeras dengan menenteng beragam senjata, seperti parang, pedang, golok, celurit, bahkan senjata senapan angin tampak bergerak pasti menuju Desa Balinuraga, Sabtu (27/10), sekitar pukul 23.00 WIB. 

Ratusan warga itu merangsek ke Balinuraga bukan tanpa sebab. Beberapa waktu sebelumnya, dua gadis dari Desa Agom yang beretnis Lampung, diganggu oleh pemuda Bali warga Balinuraga. Akibatnya, kedua gadis itu terjatuh dari motornya dan mengalami luka-luka.  

Kasat mata, siapa menyana jika insiden kecil serupa itu kemudian menyulut api persoalan yang demikian besar. Serbuan warga Agom ke Balinuraga menyebabkan sedikitnya tiga warga meregang nyawa. Sedangkan belasan rumah di desa tersebut pun rata dengan tanah akibat dibakar.

Tidak dapat menerima kekalahan dalam "pertempuran" massal itu, pada Senin (29/10), ribuan warga yang disebut-sebut berasal dari gabungan sejumlah etnis di Lampung kembali bergerak menuju Balinuraga yang mayoritas warganya beretnis Bali. Mereka menerobos blokade aparat yang membentengi desa tersebut.

Mereka datang tak lain untuk membalaskan dendamnya. Pertikaian yang lebih besar pun meledak. Akibatnya, sebanyak sedikitnya 6 warga Balinuraga meninggal dunia dan desa itu porak peranda. Hingga kini, suasana di lokasi tersebut pun masih mencekam kendati sedikitnya 2.150 aparat telah dikerahkan untuk berjaga.

Konflik horizontal yang total hingga Senin (30/10) telah menewaskan 14 warga itu bukan kali pertama terjadi di kabupaten tersebut. Pada awal 2012, konflik juga meledak di Sidomulyo, Lampung Selatan, dan mengakibatkan 48 rumah terbakar dan 33 lainnya rusak.

Pada peristiwa itupun, sebanyak sekitar 700 aparat kepolisian dikerahkan untuk mengantisipasi bentrok susulan. Hanya berselang beberapa bulan kemudian, yakni pada Agustus 2012, konflik kembali pecah.

Bentrokan kali ini terjadi antarwarga desa yang bertetangga, yakni Desa Banyuwangi dan Desa Purwosari, di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Persoalan yang memicu adalah aksi main hakim sendiri terhadap seorang tersangka pencuri kendaraan bermotor.

Buntut dari insiden tersebut, warga Desa Banyuwangi melakukan penyerangan ke Desa Purwosari yang mengakibatkan sejumlah rumah dirusak dan dibakar. Sebelumnya, konflik senada juga meletup di Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Bentrokan itu dipicu perkelahian antara dua pemuda di sebuah warung nasi, sehingga berakibat masing-masing pihak bertikai membawa kelompok mereka sampai menyulut emosi warga secara lebih meluas.

Akibatnya, kantor Polsek Padangcermin menjadi sasaran amukan massa, karena mereka merasa tidak puas atas penyelesaian kasus yang ditangani kepolisian setempat.

Rangkaian peristiwa kekerasan di Lampung Selatan yang dipicu oleh masalah-masalah sederhana memang kian meningkat eskalasinya. Menilik rangkaian aksi kekerasan yang terjadi di kawasan tersebut, layak kiranya jika muncul sebuah tanda tanya besar.

Sumber :

Selasa, 15 Januari 2013

tugas ilmu sosial dasar 4

Pemerintah melakukan pelebaran jalan guna lebih menggerakkan roda perekonomian di daerah. untuk merealisasikan hal tersebut dilakukan pembebasan sejumlah lahan milik warga. pemerintah akan memberikan ganti rugi atas pembebasan tersebut namun sejumlah warga menolak karena ganti rugi yang akan diberikan tidak sebanding dengan nilai jual tanah. Menurut anda kepentingan manakan yang harus diutamakan, kepentingan pribadi(warga) atau kepentingan publik. Jelaskan penyelesaiannya!

jawab:
menurut saya yang harus diutamakan adalah kepentingan pribadi (warga), selain ganti rugi yang akan diberikan tidak sebanding dengan nilai jual tanah, masyarakat juga akan susah untuk mendapatkan lahan lain. sebenarnya kepentingan publik juga penting, karena itu itu ditujukan untuk masyarakat sekitar guna lebih
menggerakkan roda perekonomian di daerah. namun ganti rugi atas pembebasan lahan yang tidak sebanding dengan nilai jual tanah bisa merugikan masyarakat.